awas!!! osteoporosis menghantui kita

Ini lah salah satunya Kasus penyakit yang sangat diperhatian di kalangan masyarakat sudah lebih dari 2 juta kasus per tahun penyakit osteoporosis di Indonesia.

Penyakit osteoporosis merupakan salah satu masalah utama dalam sistem rangka manusia.

Osteoporosis atau pengapuran tulang adalah penyakit yang terjadi saat tulang mulai mengalami pengeroposan secara berkelanjutan. Bagian dalam tulang yang sehat normalnya tampak memiliki banyak ruang kecil persis seperti sarang lebah. 

Penderita osteoporosis biasanya memiliki risiko tinggi mengalami patah tulang panggul, patah tulang pergelangan tangan, dan patah tulang belakang. 

Perawatan dapat membantu, namun penyakit ini tidak dapat disembuhkan.

Membutuhkan diagnosis medis.

Selalu memerlukan uji atau pencitraan laboratorium

Kronis: dapat bertahan selama bertahun-tahun atau seumur hidup.

Sayangnya, beberapa tulang seperti tulang panggul yang sudah rusak tidak dapat sembuh.



Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis

Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa.

Pengeroposan tulang akan membuat ruangan-ruangan tersebut menjadi lebih lebar.diantranya.

• Penderita yang jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.penderita tidak mengetahuinya ada pengeroposan pada tulang tidak akan mengetahui secara pasti kondisinya

• Wanita yang telah memasuki masa menopause. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang

• Pertambahan Usia

Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya akan dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun. Seiring pertambahan usia.Tubuh terus-menerus menyerap dan menggantikan jaringan tulang.Massa tulang juga akan lebih mudah menghilang atau menurun. proses ini akan melambat kecepatan pembentukan tulang baru lebih lambat daripada pembuangan jaringan tulang lama

• Riwayat kesehatan keluarga mengalami osteoporosis

Jika Anda memiliki saudara atau orangtua yang mengalami osteoporosis, risiko Anda mengalami kondisi ini juga meningkat.

• Semakin berkurang hormon estrogen, semakin tinggi risiko osteoporosis yang dialami wanita. Hal ini disebabkan estrogen memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tulang.

Sedangkan pada pria, kadar testosteron yang rendah merupakan salah satu faktor risiko pengeroposan tulang.

• Mengonsumsi asupan kalsium dan vitamin D

Diet rendah kalsium dan vitamin D menyebabkan tulang Anda lebih mudah keropos.

• Mengonsumsi obat-obatan sesuai rekomendasi dokter

Beberapa obat-obatan meningkatkan risiko osteoporosis, seperti obat kortikosteroid, antidepresan, agen kemoterapi, dan lain sebagainya. Anda dapat bertanya lebih lanjut ke dokter mengenai konsumsi obat tersebut, terutama jika Anda memiliki risiko tinggi mengalami osteoporosis.

• Malas beraktivitas

Kurang olahraga, sering bersantai sampai lupa waktu, atau berbaring terus dalam waktu lama bisa menyebabkan tulang menjadi keropos karena lemah dan kehilangan kekuatannya

Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita osteoporosis bisa mengalami gejala berikut:

• Mudah mengalami patah tulang, walau hanya karena benturan yang ringan

• Nyeri punggung, biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang

• Postur badan membungkuk

• Tinggi badan berkurang


Baca juga: Ayo Jaga, 5 Kesehatan Bersepeda Secara Rutin

HIDUP LEBIH BAIK DENGAN NUTRISI SEIMBANG!!!

Hindari 7 Faktor Resiko Penyakit Jantung


Osteoporosis sering kali disamakan dengan osteopenia. Padahal, osteopenia adalah penyakit dimana terjadi penurunan kepadatan tulang hingga di bawah batas normal, tapi tak separah osteoporosis. Jangan sampai tertukar, ya.

Pencegahan Osteoporosis

Pada beberapa keadaan, osteoporosis sulit untuk dicegah. Namun, Anda bisa mengurangi risiko terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, melakukan pemeriksaan berkala jika sudah menopause, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D dan kalsium, misalnya susu sapi dan susu kedelai.

Jika pasien cedera dan dicurigai mengalami patah tulang, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dahulu untuk mengetahui tingkat keparahan cedera dan patah tulang. Setelah itu, dokter akan melakukan Rontgen atau CT scan untuk melihat dengan jelas kondisi tulang yang patah.

Untuk memastikan osteoporosis dan mengetahui risiko pasien mengalami patah tulang, dokter akan melakukan pengukuran kepadatan tulang (bone density testing) menggunakan dual energy X-Ray absorptiometry (DXA).

Namun, jangan khawatir. Anda dapat mengurangi risiko terserang penyakit ini dengan mengurangi faktor risiko yang Anda miliki. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.

Previous Post
Next Post

0 comments: